Sejarah Totok Punggung Indonesia

Abdurrahman (baju coklat), gambar: blogmotivasionline.blogspot.com


 
Sering musibah memberikan pelajaran atau bahkan justru keberkahan,begitu juga halnya dengan totok punggung. Berawal dari sebuah kegiatan outbound di daerah Cigudeg Bogor sekitar tahun 2002 di situlah awal mula saya belajar totok punggung. Pada saat acara outbound berlangsung terjadilah musibah itu, ketika para peserta berjalan di atas jembatan bambu tiba-tiba jembatan bambu tersebut patah dan beberapa peserta jatuh ke sungai yang banyak batu-batu besar,banyak peserta yang cidera dan yang paling parah seorang peserta dengan kondisi dislokasi sendi bahunya. Meringis ia menahan sakit yang luar biasa, untuk bergerak sedikit saja ia tak kuasa menahan sakitnya. Akhirnya kami ambil dan kami pinjam daun pintu sebuah kantor di desa kebetulan kepala desanya tidak ada, lalu dengan daun pintu itu kami bawa dengan sangat  hati-hati peserta yang cidera bahu tadi ke tempat terapis totok yang kemudian beliau menjadi guru saya hingga saat ini.

Pak Sarbini nama beliau, seorang pribumi asli Bogor Jawa Barat, sangat sederhana apa adanya kalau pagi biasa ke sawah pulang terkadang membawa hasil panen yang dibawa di pundaknya. Setelah ditotok sekitar 1 jam sambil diperbaiki posisi bahu peserta yang cidera tadi, luar biasa tanpa merasa kesakitan seperti diurut pada umumnya, peserta tersebut langsung cerah kembali dan langsung menceburkan diri ke kali untuk melanjutkan kegiatan outbond kembali.

Luar biasa, it's amazing, berkata dalam hati saya melihat kejadian itu, dalam hati saya berkata "saya harus belajar terapi totok ini". Setelah sekitar 3-4 th berkunjung kesana (pak Sarbini) untuk mengajak teman atau tetangga yang sakit akhirnya suatu hari Pak Sarbini, (Alhamdulillah skrg beliau telah pergi haji), bertanya kepada saya "kapan mau belajar?". Ini yang saya tunggu-tunggu. Akhirnya secara resmi saya memulai belajar kepada beliau hingga hari ini.

“Kalau Habib Armen masih hidup saya ajak belajar langsung ke dia, krn sudah meninggal ya sudah belajar sama saya saja", demikian tawaran pak H. Sarbini, yang saya tunggu-tunggu akhirnya dating juga. Setelah kira-kira  3 tahun belajar secara khusus dari beliau, beliau bilang kepada saya “udah praktekkan saja nanti juga tahu sendiri". Kitabnya dalam bahasa Arab dan dipinjam teman belum dikembalikan kata beliau. Jadi hingga detik ini saya belum pernah melihat kitab yang dimaksud H. Sarbini.

Mulailah saya praktekkan ke saudara, teman, tetangga. Akhirnya resmi pada tanggal 11 Januari 2011 saya buka Rumah Sehat Totok Punggung pertama di kawasan Jatimakmur Pondok Gede Bekasi. Sejak itu setiap hari Sabtu saya adakan pelatihan totok punggung secara terbuka kepada siapa saja yang ingin belajar dengan tidak dipungut biaya tertentu. Alhamdulillah sejak saat itu hingga sekarang sudah banyak lembaga Pemerintahan maupun swasta yangg telah mengikuti pelatihan totok punggung, antara lain:

  1. DepKeu
  2. Kemenegpora
  3. Kantor Pajak Jakarta
  4. Kantor Pajak Bekasi
  5. Bea Cukai Pusat Rawamangun
  6. Majalah Hidayatullah
  7. DPD PKS Kab.Karo sumut
  8. DPD PKS Bukit Tinggi
  9. DPD PKS Agam
  10. DPD PKS Kota Bks
  11. DPD PKS Tangerang
  12. BKO DPP PKS
  13. Ar Rahman Qur'anic College Mega Mendung Bogor
  14. Pesantren Tahfidz Qur'an Wadi Mubaroq
  15. AKBID YARSI NTB
  16. AKBID Muhammdiyah Aceh
  17. FORKABI
  18. MUNAS AP3I
  19. ABI Jkt (sblm PBI)
  20. PBI Bogor
  21. SBI
  22. RED THIPNA
  23. dll


Dan sejak 2016 telah resmi berdiri Yayasan Totok Punggung Indonesia, diikuti dengan berdirinya Komunitas Totok Punggung di beberapa kota dan provinsi di Indonesia. Dan sejauh ini pelatihan totok punggumg sudah diberikan di sekitar 14 Provinsi di Indonesia. Demikian sejarah singkat Totok Punggung Indonesia.


Wassalam

Abdurrahman
Ketua dn pendiri yayasan totok punggung indonesia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Totok Punggung Indonesia"

Posting Komentar